C.
MENGANALISIS
ISI, STRUKTUR, DAN KEBAHASAAN DALAM TEKS CERAMAH
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:
1.
mengidentifikasi isi dan struktur dalam teks
ceramah ceramah;
2.
mengidentifikasi kaidah kebahasaan dalam teks
ceramah.
Kegiatan 1
Menentukan Isi dan Struktur dalam Teks
Ceramah
Apabila kamu perhatikan dengan cermat
contoh-contoh di atas, ketahuilah bahwa teks ceramah memiliki bagian-bagian
tertentu, yang meliputi bagian pembuka, isi, dan penutup.
1.
Pembuka
Berupa pengenalan isu, masalah, ataupun
pandangan pembicara tentang topik yang akan dibahasnya. Bagian ini sama dengan
isi dalam teks eksposisi, yang disebut dengan isu.
2.
Isi
Berupa rangkaian argumen pembicara berkaitan
dengan pendahuluan atau tesis. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta
yang memperkuat argumen-argumen pembicara.
3.
Penutup
Berupa penegasan kembali atas
pernyataan-pernyataan sebelumnya.
|
|
ü Isu ü Permasalahan ü Pandangan
Umum Penulis |
|
|
|
(Rangkaian Argumen) |
|
ü Pendapat-Pendapat ü Fakta |
|
|
|
Penutup |
|
ü Simpulan ü Rangkuman |
Berikut
contoh analisis struktur untuk teks di atas.
a. Pendahuluan
Pemilihan kata-kata
oleh masyarakat akhir-akhir ini cenderung semakin menurun kesantunannya
dibandingkan dengan zaman saya dahulu ketika kanak-kanak. Hal tersebut tampak
pada ungkapan ungkapan banyak kalangan dalam menyatakan pendapat dan perasaan-perasaannya,
seperti ketika berdemonstrasi ataupun rapat rapat umum. Kata-kata mereka
kasar (sarkastis), menyerang, dan tentu saja hal itu sangat menggores hati
yang menerimanya. |
Bagian itu mengenalkan
permasalahan utama (tesis), yakni tentang menurunnya kesantunan berbahasa
masyarakat.
b. Isi
(Rangkaian Argumen)
Fenomena tersebut
menunjukkan adanya penurunan standar moral, agama, dan tata nilai yang
berlaku dalam masyarakat itu. Ketidaksantunan berkaitan pula dengan rendahnya
penghayatan masyarakat terhadap budayanya sebab kesantunan berbahasa itu
tidak hanya berkaitan dengan ketepatan dalam pemilikan kata ataupun kalimat.
Kesantunan itu berkaitan pula dengan adat pergaulan yang berlaku dalam
masyarakat itu. |
Teks tersebut merupakan salah satu bagian dari
argumen pembicara tentang menurunnya kesantunan berbahasa masyarakat.
c. Penutup
(Penegasan Kembali)
Berbahasa santun
seharusnya sudah menjadi suatu tradisi yang dimiliki oleh setiap orang sejak
kecil. Anak perlu dibina dan dididik berbahasa santun. Apabila dibiarkan,
tidak mustahil rasa kesantunan itu akan hilang sehingga anak itu kemudian
menjadi orang yang arogan, kasar, dan kering dari nilai-nilai etika dan
agama. Tentu saja, kondisi itu tidak diharapkan oleh orangtua dan masyarakat
manapun. |
Bagian tersebut merupakan suatu simpulan, sebagai hasil
penalaran dari penjelasan sebelumnya. Hal ini ditandai oleh kata-kata yang
berupa saran-saran yang disertai pula sejumlah alasan.
Tugas
1.
Buatlah struktur teks tentang sikap berbahasa
para siswa.
2.
Jelaskanlah bagian yang merupakan tesis,
rangkaian argumen, dan penegasannya.
Bagian-Bagian
Teks |
Isi Teks |
Penjelasan |
a.
Tesis |
|
|
b.
Rangkaian argumen |
|
|
c.
Penegasan |
|
|
Kegiatan 2
Mengidentifikasi Kaidah Kebahasaan dalam
Teks Ceramah
Sebagaimana jenis teks lainnya, ceramah
pun memiliki karakteristik tersendiri yang cenderung berbeda dengan teks-teks
lainnya. Merujuk pada contoh-contoh di atas bahwa teks ceramah memiliki kaidah
kebahasaan sebagai berikut.
1.
Menggunakan kata ganti orang pertama (tunggal)
dan kata ganti orang kedua jamak, sebagai sapaan. Kata ganti orang pertama,
yakni saya, aku. Mungkin juga kata kami apabila penceramahnya
mengatasnamakan kelompok. Teks ceramah sering kali menggunakan kata sapaan yang
ditujukan pada orang banyak, seperti hadirin,
kalian, bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara.
2.
Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan
yang berkenaan dengan topik yang dibahas. Dengan topik tentang masalah
kebahasaan yang menjadi fokus pembahasanya, istilah-istilah yang muncul dalam
teks tersebut adalah sarkastis,
eufemistis, tata krama, kesantunan berbahasa, etika berbahasa.
3.
Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan
argumentasi (sebab akibat). Misalnya,
jika... maka, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu.
Selain itu, dapat pula digunakan kata-kata yang yang menyatakan hubungan
temporal ataupun perbandingan/ pertentangan, seperti sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun.
4.
Menggunakan kata-kata kerja mental, seperti diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan,
menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.
5.
Menggunakan kata-kata persuasif, seperti hendaklah, sebaiknya, diharapkan, perlu,
harus.
Tugas
1.
Cermatilah kembali sebuah teks ceramah yang
telah kamu baca/ simak.
2.
Identifikasilah kaidah-kaidah yang ada pada teks
tersebut.
3.
Catatlah hasilnya dalam format laporan seperti
berikut.
Topik :
....
Penceramah :
....
Tempat/waktu :
....
Kaidah
Kebahasaan |
Contoh |
a.
Kata ganti orang pertama |
|
b.
Kata ganti orang kedua (sapaan) |
|
c.
Kata sambung sebab akibat |
|
d.
Kata sambung temporal |
|
e.
Kata-kata teknis |
|
f.
Kata kerja mental |
|
g.
Kata-kata persuasif |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar