Oleh : Dina Marliyana, S.Pd.
Download materi ini disini
MEMPELAJARI TEKS EKSPLANASI
A.
Mengidentifikasi Informasi dalam Teks
Eksplanasi
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: 1.
Memahami informasi berupa pengetahuan dan
urutan kejadian dari yang didengar atau dibaca; 2.
Menemukan gagasan umum dan fakta penting
dalam teks eksplanasi. |
Pernahkah kamu mendengar atau membaca
informasi mengenai fenomena atau peristiwa yang terjadi di lingkunganmu?
Fenomena atau peristiwa tersebut, seperti hujan deras, gempa bumi, angin puting
beliung, dan yang lainnya. Selain itu, kita sering pula mendengar
peristiwa-peristiwa yang terkait dengan masalah sosial dan budaya, misalnya
seorang siswa SMA yang berhasil menjuarai lomba penelitian remaja, lomba salah
satu jenis olahraga, atau siswa SMK yang berhasil menciptakan alat pendeteksi gempa
bumi. Mungkin juga, kamu membaca peristiwa politik dan ekonomi, misalnya
tentang pemilihan kepala daerah yang dilakukan secara serentak
atau tentang investasi asing yang mulai merambah ke
daerah-daerah. Informasi tentang peristiwa atau fenomena tersebut disajikan
dalam jenis teks eksplanasi.
Kegiatan 1
Memahami Informasi dalam Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi dapat disamakan dengan
teks yang menceritakan prosedur atau proses terjadinya fenomena. Dengan teks
tersebut, pembaca dapat memperoleh pemahaman mengenai latar belakang terjadinya
fenomena secara jelas dan logis. Teks eksplanasi menggunakan banyak fakta dan
pernyataan-pernyataan yang memiliki hubungan sebab akibat (kausalitas). Namun,
sebab-sebab ataupun akibat-akibat itu berupa sekumpulan fakta menurut
penulisnya.
Perhatikan
contoh teks berikut ini!
Demonstrasi
Massa Akhir-akhir ini
demonstrasi kerap terjadi hampir setiap waktu dan terjadi di berbagai tempat.
Bahkan, demonstrasi sudah menjadi fenomena yang lumrah di tengah-tengah masyarakat
kita. Menanggapi fenomena tersebut, seorang kepala daerah menyatakan bahwa
penyebab demonstrasi dan anarkisme tidak lain adalah faktor laparnya
masyarakat. Lantas ia mencontohkan rakyat Malaysia dan Brunei yang adem ayem,
lantaran kesejahteraan mereka terpenuhi maka demonstrasi di negara-negara itu
jarang terjadi. Tentu saja komentar
tersebut menyulut reaksi para mahasiswa. Mereka memprotes dan meminta sang
bupati mencabut kembali pernyataannya. Para mahasiswa tidak terima dan tidak
merasa memiliki motif serendah itu. Mereka berpendirian bahwa demonstrasi
yang biasa mereka lakukan murni untuk memperjuangkan kebenaran dan melawan
kemungkaran yang terjadi di hadapannya. Persoalannya
kemudian, pendapat manakah yang benar; sang bupati atau pihak mahasiswa
ataupun komponen-komponen masyarakat lainnya? Barangkali logika sang bupati
dikaitkan dengan kebiasaan bayi atau anak kecil yang memang begitu adanya.
Kalau seorang bayi merasa lapar, ia akan ngamuk: menangis dan meronta-ronta.
Namun, apabila logika sang bupati dibawa pada konteks yang lebih luas, jelaslah
tidak relevan, misalnya membandingkan dengan kondisi rakyat di Malaysia
ataupun Brunei yang adem-ayem, tidak seperti halnya rakyat Indonesia yang
gampangan. Demonstrasi massa
tidak selalu disebabkan oleh urusan perut, bahkan banyak peristiwa yang sama
sekali tidak didasari oleh motif itu. Dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia,
Abraham Maslow membaginya ke dalam beberapa tingkatan. Kebutuhan yang paling
mendasar adalah makan dan minum. Sementara itu, yang paling puncak adalah
kebutuhan akan aktualisasi diri. Namun demikian, pada umumnya demonstrasi
massa justru lebih didasari oleh kebutuhan tingkatan akhir itu. Masyarakat
berdemonstrasi karena membutuhkan pengakuan dari pemerintah ataupun
pihak-pihak lain agar hak-hak dan eksistensi mereka diakui. Karena merasa
dibiarkan, hak-haknya diingkari, bahkan dinistakan, kemudian mereka berusaha untuk
menunjukkan jati dirinya dengan cara berdemonstrasi. Banyak fakta dapat
membuktikannya. Demonstrasi massa pada awal-awal reformasi di negeri ini pada
tahun 1997–1998, bukan dilakukan oleh rakyat miskin ataupun orang-orang lapar.
Justru hal itu dilakukan oleh warga dari kalangan menengah ke atas, dalam hal
ini adalah mahasiswa dan golongan intelektual. Belum lagi kalau merujuk pada
kasus-kasus yang terjadi di luar negeri. Dalam beragam skala (besar atau
kecil), demonstrasi bukan hal aneh lagi bagi negara-negara Eropa. Demonstrasi
yang mereka lakukan sudah tentu tidak didorong oleh kondisi perut yang lapar
karena mereka pada umumnya dalam kondisi yang sangat makmur. Perbandingan yang
cukup kontras dengan melihat peristiwa terbaru di Korea Utara. Kondisi sosial
ekonomi warga negaranya sangat jauh terbelakang. Kemiskinan menjadi pemandangan
umum hampir melanda di seluruh pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim
Jong-Il, pimpinannya itu meninggal, tak ada upaya penggulingan kekuasaan
ataupun demonstrasi untuk menuntut perubahan politik di negerinya. Padahal
peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir seluruh
warganya menunduk hidmat, mengantar jenazah pimpinannya ke liang lahat. Demikian pula jika
kita melihat kembali kondisi masyarakat di negara tersebut. Kemiskinan sangat
akrab di pinggiran kota dan di sudut-sudut desa di berbagai pelosok. Akan
tetapi, mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya satu-dua peristiwa. Justru
yang jauh lebih getol melakukan hal itu adalah warga yang tinggal pusat-pusat
kota, yang secara umum mereka lebih makmur. Dengan fakta semacam
itu, nyatalah bahwa kemiskinan bukanlah penyebab utama untuk terjadinya gelombang
demonstrasi. Akan tetapi, fenomena tersebut lebih disebabkan oleh kemampuan
berpikir kritis dari warga masyarakat. Mereka tahu akan hak-haknya, mengerti
pula bahwa di sekitarnya telah terjadi pelanggaran dan kesewenang-wenangan.
Mereka kemudian melakukan protes dan menyampaikan sejumlah tuntutan. Apabila
faktor-faktor itu tidak ada di dalam diri mereka, apa pun yang terjadi di
sekitarnya, mereka akan seperti kerbau dicocok hidung: manggut manggut dan
berkata “ya” pada apa pun tindakan dari pimpinannya meskipun menyimpang, dan
bahkan menzalimi mereka sendiri. (Sumber:
Kosasih) |
Teks di atas terdiri atas
paragraf-paragraf yang merupakan paparan tentang akibat dan sebab maraknya
demonstrasi di tengah-tengah masyarakat. Teks itu pun dapat dikelompokkan
sebagai teks eksplanasi. Dari teks semacam itu diharapkan para pembaca dapat
memahami proses berlangsungnya suatu peristiwa yang bersifat kausalitas dengan
sejelas jelasnya.
Dalam teks eksplanasi, penulis
menggunakan banyak fakta yang fungsinya sebagai penyebab atau akibat terjadinya
suatu peristiwa. Bahkan, dapat dikatakan bahwa teks eksplanasi hampir semuanya
berupa fakta. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kembali paragraf keenam dan
ketujuh di atas. Paragraf tersebut dibentuk oleh empat buah kalimat yang
semuanya berupa fakta.
Kalimat |
Kalimat |
1.
Kondisi sosial ekonomi warga negaranyasangat
jauh terbelakang. Kemiskinan menjadipemandangan umum hampir melanda di
seluruh pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim Jong- Il, pimpinannya itu
meninggal, tak ada upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi untuk
menuntut perubahan politik di negerinya. Padahal peluang untuk itu lebih
terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir seluruh warganya menunduk
khidmat, mengantar jenazah pimpinannya ke liang lahat. |
Fakta |
2.
Juga apabila kembali melihat kondisi warga di
negeri ini. Kemiskinan sangat akrab di pinggiran kota dan di sudut-sudut desa
di berbagai pelosok. Akan tetapi, mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya
satu-dua peristiwa. Justru yang jauh lebih getol melakukan hal itu adalah warga
yang tinggal pusat-pusat kota, yang secara umum mereka lebih makmur. |
Fakta |
Tugas 1
Jawablah
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
a.
Apa yang menjadi dasar jika teks tersebut
dinamakan teks eksplanasi?
b.
Bagaimana ciri umum dari teks eksplanasi?
c.
Teks eksplanasi dibentuk oleh unsur apa saja?
d.
Apa yang dimaksud dengan hubungan kausalitas
dalam teks eksplanasi?
e.
Apa fungsi fakta dalam teks eksplanasi?
Kegiatan 2
Menemukan Gagasan Umum dan Fakta Penting
dalam Teks Eksplanasi
Perhatikanlah
cuplikan teks berikut.
Dampak merebaknya
penyebaran virus sindrom pernapasan akut parah (Severe Acute Respiratory Sindrome/SARS)
dari negeri Jiran, Singapura, mulai mengancam bisnis perhotelan di Batam. Jumlah
tamu, baik dari luar negeri maupun dalam negeri merosot hingga tingkat hunian
hotel di Batam berkurang hingga sepuluh persen. Demikian kata Public Relation
Manager Goodway Hotel Puri Garden, Budi Purnomo dan kata pengusaha Novotel Hotel, Anas, ketika dihubungi
Kompas di Batam. |
Gagasan umum teks tersebut adalah
tentang “dampak penyebaran virus SARS terhadap bisnis perhotelan”. Teks
tersebut menjelaskan dampak penyebaran virus terhadap kondisi perhotelan, yakni
berupa merosotnya tingkat hunian hotel yang ada Batam. Teks itu pun tergolong
ke dalam jenis eksplanasi, yakni teks yang memaparkan proses terjadinya suatu fenomena
atau kejadian dengan sejelas-jelasnya. Di dalam teks tersebut juga terkandung
sebuah gagasan umum (ide pokok), yakni dampaknya penyebaran virus SARS. Gagasan
umum tersebut terdapat pada bagian awal paragraf. Oleh karena itu, cuplikan
teks tersebut dapat pula digolongkan ke dalam jenis paragraf deduktif.
Perhatikan
pula teks berikut.
Sesudah pengakuan kedaulatan pada tanggal 27 Desember
1949, bangsa Indonesia menanggung beban ekonomi dan keuangan. Sebagai akibat
ketentuan-ketentuan hasil KMB (Konferensi Meja Bundar), Indonesia harus
menanggung beban utang luar negeri dan dalam negeri. Padahal struktur ekonomi
Indonesia pada waktu itu masih tergantung kepada beberapa jenis perkebunan.
Situasi politik yang tidak stabil semakin meningkatkan pengeluaran negara.
Akibatnya, anggaran pemerintah menjadi defisit |
Teks di atas juga bersifat eksplanatif.
Gagasan umumnya tentang beban keuangan pemerintah di tahun 1949 (yang begitu
berat). Gagasan umum itu terletak pada bagian awal paragraf. Dengan demikian,
cuplikan tersebut pun dapat digolongkan ke dalam paragraf deduktif.
Selain itu, mungkin pula sebuah paragraf
dalam teks eksplanasi bersifat induktif ataupun campuran. Akan tetapi, yang
dapat ditemukan, paragraf-paragraf di dalam teks eksplanasi pada umumnya
bersifat deduktif, yakni
gagasan umumnya terletak pada bagian awal paragraf.
1.
Apa saja bukti bahwa semua teks di bawah ini
berbentuk eksplanasi?
Apa
pula gagasan umum serta fakta penting di dalam teks tersebut?
a.
Pertumbuhan dimulai dari kecambah. Struktur
awal yang muncul berupa radikula atau akar primer. Hal ini menunjukkan bahwa yang
pertama kali dibutuhkan kecambah adalah air dan kebutuhan untuk melekat pada
tanah. Akar primer akan tumbuh secara lateral, membentuk akar sekunder, dan
selanjutnya tumbuhlah cabang-cabang menjadi suatu sistem akar.
b.
Percabangan suatu bahasa proto menjadi dua
bahasa baru atau lebih, serta tiap-tiap bahasa baru itu dapat bercabang pula
dan seterusnya, dapat disamakan dengan percabangan sebatang pohon. Pada suatu waktu
batang pohon tadi mengeluarkan cabang-cabang baru, lalu tiap cabang bertunas
dan bertumbuh menjadi cabang-cabang baru. Cabang-cabang yang baru ini kemudian
mengeluarkan ranting ranting yang baru. Demikian seterusnya. Begitu pula
percabangan pada bahasa.
Teks |
Bukti sebagai
Eksplanassi |
Gagasan Umum |
Fakta Penting |
1 |
|
|
|
2 |
|
|
|
B.
Mengonstruksi Informasi dalam Teks Eksplanasi
Setelah
mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: 1.
menyusun bagian-bagian pokok teks eksplanasi; 2.
menyajikan hasil teks eksplanasi. |
Pada pembahasan sebelumnya, kamu telah
memahami bagaimana mengenali teks eksplanasi yang memuat pengetahuan dan urutan
kejadiannya. Pada pembahasan ini, kamu harus mampu menyusun dan menyajikan teks
eksplanasi.
Kegiatan 1
Menyusun Bagian-Bagian Pokok Teks
Eksplanasi
Sebenarnya tidak ada perbedaan istilah antara
struktur teks eksplanasi dengan bagian-bagian pokok teks eksplanasi. Kita ingat
kembali ciri-ciri teks eksplanasi.
1.
Strukturnya terdiri atas pernyataan umum
(gambaran awal tentang apa yang disampaikan), deretan penjelas (inti penjelasan
apa yang disampaikan), dan interpretasi (pandangan atau simpulan).
2.
Memuat informasi berdasarkan fakta (faktual).
3.
Faktualnya memuat informasi yang bersifat
keilmuan, misalnya tentang sains.
Jadi,
bagian-bagian teks eksplanasi adalah pernyataan umum, deretan penjelas, dan
interpretasi.
Perhatikan contoh berikut!
Banjir merupakan
fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri oleh
aliran sungai. Secara sederhana, banjir dapat didefinisikan sebagai hadirnya
air di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut.
Dalam pengertian yang luas, banjir dapat diartikan sebagai suatu bagian dari
siklus hidrologi, yaitu pada bagian air di permukaan bumi yang bergerak ke
laut. Dalam siklus hidrologi kita dapat melihat bahwa volume air yang
mengalir di permukaan bumi dominan ditentukan oleh tingkat curah
hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah. Air hujan sampai di
permukaan bumi dan mengalir di permukaan bumi, bergerak menuju ke laut dengan
membentuk alur-alur sungai. Alur-alur sungai ini dimulai di daerah yang
tertinggi di suatu kawasan, bisa daerah pegunungan, gunung atau perbukitan,
dan berakhir di tepi pantai ketika aliran air masuk ke laut. Secara
sederhana, segmen aliran sungai itu dapat kita bedakan menjadi daerah hulu, tengah,
dan hilir. Di daerah hulu yang biasanya terdapat di daerah pegunungan,
gunung, atau perbukitan. Lembah sungai sempit dan potongan melintangnya
berbentuk huruf “V”. Di dalam alur sungai banyak batu yang berukuran besar
(bongkah) dari runtuhan tebing, dan aliran air sungai mengalir di sela-sela
batu-batu tersebut. Air sungai relatif sedikit. Tebing sungai sangat tinggi.
Terjadi erosi pada arah vertikal yang dominan oleh aliran air sungai. Di
daerah tengah, umumnya merupakan daerah kaki pegunungan, kaki gunung, atau
kaki bukit. Alur sungai melebar dan potongan melintangnya berbentuk huruf
“U”. Tebing sungai tinggi. Terjadi erosi pada arah horizontal, mengerosi
batuan induk. Dasar alur sungai melebar, dan di dasar alur sungai terdapat
endapan sungai yang berukuran butir kasar. Apabila debit air meningkat, aliran
air dapat naik dan menutupi endapan sungai yang di dalam alur, tetapi air
sungai tidak melewati tebing sungai dan keluar dari alur sungai. Di daerah hilir,
umumnya merupakan daerah dataran. Alur sungai lebar dan bisa sangat lebar
dengan tebing sungai yang relatif sangat rendah dibandingkan lebar alur. Alur
sungai dapat berkelok-kelok seperti huruf “S” yang dikenal sebagai “meander”.
Di kiri dan kanan alur terdapat dataran yang secara teratur akan tergenang
oleh air sungai yang meluap sehingga dikenal sebagai “dataran banjir”. Di
segmen ini terjadi pengendapan di kiri dan kanan alur sungai pada saat banjir
yang menghasilkan dataran banjir. Terjadi erosi horizontal
yang mengerosi endapan sungai itu sendiri yang diendapkan sebelumnya. |
Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa banjir merupakan peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang
berlebihan merendam daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika
alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di selokan sungai.
Akibatnya, mampu merendam dan merusak jalan raya, jembatan, mobil, bangunan,
sistem selokan bawah tanah, dan kanal. Kerugian dari segi harta dan jiwa
manusia merupakan dampak lain dari terjadinya banjir.
Paragraf pertama teks di atas merupakan
bagian-bagian pernyataan umum. Paragraf kedua merupakan bagian deretan
penjelas, dan paragraf terakhir merupakan bagian interpretasi.
Tugas
2
1.
Bacalah teks berikut ini dengan saksama!
Gempa Aceh Gempa dahsyat pernah
terjadi di Aceh, 26 Desember 2004, pada pukul 07.58 WIB. Pusat gempa terletak
di sebelah barat Aceh dengan kedalaman 10 km. Bencana ini merupakan gempa
bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Dampak kerusakannya
meliputi Aceh, Sumatra Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand,
Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika. Gempa ini juga
mengakibatkan gelombang laut setinggi 9 meter. Bencana ini merupakan kematian
terbesar sepanjang sejarah. Indonesia, Sri Langka, India, dan Thailand
merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar. Kekuatan gempa pada
penghujung tahun 2004 itu mencapai 9.0 richter dengan korban tewas mencapai
283.100, 14.000 orang hilang dan 1,126,900 kehilangan tempat tinggal. Gempa
bumi yang disertai gelombang tsunami itu merupakan bencana yang mengakibatkan
kematian terbesar sepanjang sejarah. Indonesia, Sri Langka, India, dan
Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar. Di Indonesia, gempa
menelan lebih dari 126.000 korban jiwa. Puluhan gedung hancur oleh gempa
utama, terutama di Meulaboh dan Banda Aceh di ujung Sumatra. Di Banda Aceh,
sekitar 50% dari semua bangunan rusak terkena tsunami. Namun, kebanyakan
korban disebabkan oleh tsunami yang menghantam pantai Barat Aceh dan Sumatra
Utara. Di Sri Lanka
dikonfirmasikan 45.000 korban jiwa jatuh dan lebih dari 1 juta jiwa penduduk
negara ini terkena dampak gempa secara langsung. Di India, termasuk Kepulauan
Andaman dan Nicobar diperkirakan menelan lebih dari 12.000 korban jiwa. Di Thailand banyak pula
wisatawan asing terkena bencana, terutama di daerah Phuket diperkirakan ada
sekitar 4.500 korban jiwa. Bhumi Jensen, cucu Raja Rama IX atau lebih dikenal
dengan nama Bhumibol Adulyadej juga termasuk salah satu korban. Bhumi Jensen
baru berusia 21 tahun. Bahkan di Somalia, di benua Afrika ribuan kilometer
dari Indonesia, dilaporkan jatuh lebih dari 100 korban jiwa. Akan tetapi,
sebagian besar atau mungkin hampir semua dari mereka adalah para nelayan. Gempa Bumi dan
Tsunami Aceh yang juga menghantam Thailand Selain menempati posisi gempa
berkekuatan terbesar kedua setelah gempa Chili 1960 yang mencapai 9.5 skala
richter, gempa Aceh menempati peringkat pertama sebagai gempa dengan waktu
(durasi) penyesaran yang paling lama, yaitu sekitar 10 menit. Gempa ini cukup
besar untuk membuat seluruh bola bumi ikut bergetar. (Sumber: wikipedia.org) |
2.
Ikutilah instruksi di bawah ini!
a.
Tentukanlah mana yang merupakan pernyataan
umum, deretan penjelas, dan interpretasi.
b.
Carilah kalimat-kalimat yang memuat informasi berdasarkan
fakta (faktual).
Kegiatan 2
Menyajikan Hasil Teks Eksplanasi
Selain menyajikan teks eksplanasi, kamu
harus mampu mengomentari pengerjaan hasil orang lain. Dalam berkomentar bisa
dibagi menjadi dua, yaitu kritik atau penolakan dan dukungan atau pujian.
Perhatikanlah contoh di bawah ini!
1.
Nah, itulah gara-gara kebiasaan kita membuang
sampah di sembarang tempat. Selokan meluap, akhirnya banjir. Siapa lagi yang
menderita kalau bukan masyarakatnya itu sendiri. Makanya, lain kali kalau membuang
sampah harus di tempat yang benar agar musibah itu tidak terjadi lagi.
2.
Untungnya gempa itu tidak terjadi pada malam
atau dini hari. Kalau itu yang terjadi siang hari tentu banyak korban. Syukur
pula para warga tidak panik sehingga mereka dapat menyelamatkan diri tanpa ada
yang terluka. Kejadian itu harus menjadi pelajaran bagi kita tentang cara menghadapi
musibah, khususnya gempa.
Contoh di atas
merupakan bentuk komentar terhadap isi suatu teks eksplanasi tentang
berlangsungnya atau terjadinya suatu kejadian. Berdasarkan contoh itu, komentar
dalam eksplanasi didefinisikan sebagai ulasan, tanggapan, atau sambutan
(respons) terhadap sesuatu yang didengar atau dibaca. Dari contoh itu pula,
komentar dapat dikelompokkan ke dalam jenis berikut.
1.
Kritik atau penolakan, contohnya pernyataan
(1),
2.
Dukungan atau pujian, contohnya pernyataan (2).
Tugas 3
Manakah komentar yang sesuai yang
langsung berkaitan dengan teks berjudul “Gempa Aceh” di bawah ini!
1.
Pemerintah seharusnya segera mengatasi
keterlambatan bantuan itu, misalnya dengan mengerahkan helikopter agar bantuan
itu bisa segera sampai kepada para warga.
2.
Di Aceh, ketika bencana tsunami itu melanda
waga di sana, bantuan datang terlambat sehingga para korban kian bertambah.
3.
Bencana alam semacam gempa memang sering
disertai dengan kerusakan prasarana jalan sehingga bantuan yang diberikan pun menjadi
susah masuk. Oleh karena itu, kita harus memaklumi keterlambatan bantuan itu.
4.
Datangnya bantuan tidak sekadar berharap kepada
pemerintah. Masyarakat di sekitarnya pun yang tidak terkena bencana harusnya cepat
tanggap. Begitu pun dengan warga lainnya di seluruh Indonesia, harus memberikan
bantuan agar penderitaan mereka dapat cepat berakhir.
5.
Sekarang musibah terjadi di mana-mana, tidak
kenal waktu dan tempat. Keadaan demikian harus kita antisipasi sejak dini agar
tidak memakan korban yang begitu banyak.
Komentar |
Sesuai |
Tidak Sesuai |
1 |
|
|
2 |
|
|
3 |
|
|
4 |
|
|
5 |
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar